Tuesday, February 11, 2014

Nostalgia

Di sebuah restoran, terlihat sepasang insan terlihat sangat romantis. Mereka berdua adalah Opa dan Oma yang sedang 'bernostalgia'. Sejak memasuki ruang resto, sudah dapat diperkirakan bahwa umur mereka sudah di atas 70-an. Namun, tak dapat dipungkiri keharmonisan mereka. Tak kalah dengan pasangan lainnya di tempat itu.

Segera setelah mendapat tempat mereka pun segera memesan makanan. Tanpa disadari, ada sepasang muda-mudi yang sedang makan dan kebetulan duduk di samping mereka. Mereka pun mengamat-amati si Opa dan Oma ini, 'romantis' sekali.

Pemuda : Lihat Oma dan Opa itu..
Pemudi  : Aku ingin sekali kita bisa romantis sampai seumuran mereka.
Pemuda : Iya, kira-kira apa yach rahasianya?!

Makanan pesanan si Opa pun tiba tak berapa lama. Dan ternyata pesanan si Opa dan Oma adalah semangkok Mie Ayam. Dalam hati si pemuda sambil geleng-geleng kepala, "memang sempurna keharmonisan mereka, sampe makan saja masih semangkok berdua". Entah kenapa, segera saja si Pemudi langsung mengerti dengan apa yang dipikirkan si Pemuda, dan berkata 

Pemudi : "Itu bukan sepiring berdua loh Hunny, mungkin memang mereka cuman mampu pesan 1 mangkok!, kasihan.."

Si Pemuda kemudian terus memperhatikan si Opa dan Oma ini, hendak memastikan kebenaran dugaan pacarnya itu. Saat itu si Opa terlihat langsung memakan pesanannya itu, dengan gayanya yang sudah lamban. Setiap satu suapan si Opa berhenti sejenak, satu suapan berhenti sejenak. Si Oma pun terlihat memperhatikan si Opa menikmati sedapnya makanan itu, ia kelihatan sudah sangat ingin mencicipi makanan yang sedang dimakan si Opa. Tapi tetap dinanti dengan penuh kesetiaan dan kesabaran. Walaupun juga dari menit ke menit berlalu dan si Oma sudah tampak dengan wajah yang 'sangat mengharapkan', si Opa tetap dengan gayanya itu. Makan sedikit demi sedikit menikmati makanan 'Mi Ayam', satu suapan berhenti sejenak, satu suapan lalu berhenti sejenak.

Melihat hal itu si Pemuda dan Pemudi merasa iba dengan si Oma ini. Si Pemuda pun memesan lagi semangkok Mie Ayam untuk diberikan kepada si Oma. Segera setelah pesanannya datang, diantarnya pesanan itu di meja si Oma dan Opa.

Pemuda : Oma, ini buat Oma. Silakan dimakan, ini dari saya dan pacar saya yang duduk di sebelah situ.. (dengan ketulusan, sambil mengarahkan pandangan, menunjukan tempat duduk mereka)
Oma : Oh makasih banyak Cu' yach,.
Pemuda : Sama-sama Oma,. (Setelah itu langsung kembali ke tempat duduknya)

Namun, apa yang diharapkan si muda-mudi ini seakan tidak terlaksana. Si Oma pun terlihat tak kunjung memakan pemberian mereka itu. Si Oma hanya terus memperhatikan si Opa dengan wajah yang 'sangat mengharapkan'. Si Pemuda pun kembali menghampiri si Oma.

Pemuda : (Penuh perhatian..) Oma, silakan dimakan.. mie ayam-nya gak enak klo kelamaan..' Atau jangan-jangan beda yah sama makanan yang dipesan Opa..? kalau beda nanti saya pesan lagi yach..'
Oma : Oh, tidak apa-apa kok Cu', nanti juga dimakan.. Soalx Oma lagi nunggu 'gigi' yang dipakai Opa.
Pemuda : eiitt's..^^ Gigi...!?

Friday, February 7, 2014

Latihan Karate

Suatu ketika terjadi perdebatan dalam keluarga antara seorang Ayah dan Anak. Karena anak ini anak laki-laki satu-satunya, anak ini sangat disayang oleh bapak-ibunya.

Ayah : Nak, karena akhir-akhir ini banyak sekali aksi kejahatan di jalan, sebaiknya kamu latihan ‘Karate’.
Anak : Ah, tidak mau ayah. Saya mau latihan menyanyi untuk paduan suara.
Ayah : Pokoknya kamu harus latihan Karate.. Kalau kamu tidak mau, uang jajan kamu Ayah potong.. Kalau mau bapak uang jajan  kamu bapak kasih dua kali lipat..
Anak : Tidak mau Ayah, pokoknya tidak mau.. pokoknya saya mau latihan ‘Menyanyi’ (jawab si anak membandel, yang memang hobinya menyanyi saking doyannya kalau di paduan suara suaranya top banget di ‘suara 4’)..

Suatu malam, ketika si anak bersama teman-temannya pulang latihan paduan suara. Mereka dipalakin preman, dan si anak ini digebukin habis-habisan hingga gigi depannya pun tanggal. Sementara teman-temannya sempat melarikan diri. Setibanya di rumah si anak mengadu sambil menangis, memohon kasih sayang si ayah.

Anak : Ayah…. ayah…! Hu… huu… aku digebukin sama preman ayah, uang jajan saya pun habis dipalakin.
Ayah : (saking jengkelnya) Nah… kan ayah sudah bilang..’ Sekarang kamu balik ke preman-preman itu dan tangkis dengan ‘suara 4’..

Anak : Haa…?! Glek brrrrt..’